MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia, bernyanyi adalah aktivitas mengalunkan suara dari mulut berpadu antara nada dan lirik dengan atau tanpa iringan musik. Ada banyak orang bernyanyi sebagai profesi, tapi ada juga yang menjadikannya sekadar hobi.
Namun, siapa tahu kalau kegiatan tarik suara ini bermanfaat bagi kesehatan psikis? Penelitian mengatakan bahwa orang-orang pada dunia musik, berbaur pada grup vokal atau paduan suara, memiliki kesehatan mental lebih baik. Salah satu kemungkinannya adalah bernyanyi dan sosialisasi menjadi kombinasi menyenangkan.
Berikut adalah beberapa manfaat bernyanyi bagi kesehatan mental.
Bikin hati plong
Dalam studi tahun 2017, para peneliti mengungkapkan jumlah kortisol dan hormon stres dalam air liur seseorang lebih rendah usai bernyanyi. Artinya, kadar stres kita jadi berkurang dan hati terasa lebih plong. Kondisi ini tentu berlaku juga bagi kita yang jarang bernyanyi guna meningkatkan suasana hati.
Gejala depresi pada seseorang juga menjadi tidak memburuk dan perasaan lebih stabil, terutama bagi mereka yang bernyanyi dalam suatu grup diselingi sosialisasi. Sebab, keduanya menciptakan kebersamaan, percaya diri, dan rasa diakui.
Merangsang respons imun
Mereka yang bernyanyi cenderung memiliki tingkat imunoglobulin A—antibodi untuk membantu menangkal infeksi—lebih tinggi. Mendengar lagu juga sebenarnya dapat mengurangi hormon stres, tetapi tidak merangsang sistem kekebalan tubuh. Di samping itu, tubuh kita sebenarnya melepas hormon peningkat perasaan positif dan hormon peningkat toleransi rasa sakit.
Meningkatkan fungsi paru-paru
Kita butuh teknik pernapasan baik untuk bernyanyi agar udara yang masuk ke paru-paru teratur. Teknik itulah diyakini bermanfaat bagi orang-orang dengan gangguan yang berhubungan dengan paru-paru. Memang tidak mengobati, tapi bernyanyi menguatkan otot pernapasan dan kadar oksigen dalam darah turut meningkat.
Jika memiliki kebiasaan mendengkur, bernyanyi juga bisa menjadi cara kita menguranginya. Dalam studi tahun 2008, dikatakan jumlah anggota paduan suara dan pemain alat tiup yang mendengkur lebih sedikit daripada orang-orang biasa. Penemuan ini mendorong beberapa ahli menyarankan kita bernyanyi dan memainkan alat musik tiup, khususnya orang dengan apnea tidur obstruktif (OSA).
Memperkuat daya ingat
Kita para pendengar lagu pasti sering mengalami situasi di mana otak kita lebih mudah meresap lirik lagu daripada pelajaran. Namun, meski sekadar lirik, kemampuan mengingat kita bisa menjadi bercabang ke ingatan lain. Penelitian mengungkapkan ketika kita menyanyikan atau mendengar lagu yang pernah dipelajari saat usia lebih muda, ingatan terkenang pada masa itu bisa spontan kembali secara detail layaknya autobiografi. Hal ini diterapkan pada salah satu tokoh Disney dan Pixar: Coco.
Meningkatkan Kemampuan Bicara
Bernyanyi juga dapat meningkatkan kemampuan bicara. Kondisi orang yang mengalami gangguan bicara, seperti autisme, penyakit parkinson, gagap, afasia karena stroke, dan sebagainya diyakini membaik karena bernyanyi karena banyak area pada otak terangsang secara bersamaan.
Nah, bagi kalian yang merasa tidak berbakat bernyanyi, hal itu tidak menjadi masalah sama sekali. Kita tidak perlu bersuara emas untuk memperoleh segudang manfaat di atas. Siapa pun bisa melakukan kegiatan positif ini agar terlepas dari cengkeraman stres, karena bernyanyi menjadi salah satu cara bagus mencurahkan perasaan.
Mengasah Kemampuan Bernyanyi di Mikroskil Singing Club
Mikroskil Singing Club merupakan wadah bagi Mahasiswa Universitas Mikroskil dalam menyalurkan bakat atau minat dalam musik; meluapkan seluruh ekspresi bermusik di bawah bimbingan coach berpengalaman agar mahasiswa paham cara bernyanyi yang baik. Organisasi ini terbagi atas penyanyi solo, akustik band, dan paduan suara.
Contact Person
Hariyati M. Pasaribu : 0812-6353-1783
Media Sosial
Instagram : @mikroskilsingingclub