PUNYA keinginan jadi pengusaha sukses? Bagus banget! Akan tetapi, impian sebesar itu pasti perlu usaha sepadan juga. Nah, di titik ini, banyak remaja malah berpikiran kalau sukses di usia muda itu mustahil karena memulai bisnis berarti butuh modal besar. Padahal, ada hal lebih awal lagi daripada memikirkan dana merintis usaha.
Apa itu? Ya, sikap. Sikap kita nantinya menjadi penentu apakah kita bisa disebut entrepreneur yang sukses mengelola tim dan berorganisasi di masa depan sehingga bisnis dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan.
Nggak perlu pikir panjang tentang memperbaiki sikap harus mulai dari mana. Dengan membaca tips dan trik berikut, kita sudah selangkah lebih dekat untuk disebut kriteria calon pengusaha penuh tanggung jawab.
Memperhatikan seluruh sudut pandang
Siapa pernah gelut karena perbedaan pendapat? Sekarang udah malas debat karena buang tenaga atau masih saja membantah dan saling melempar kata mutiara? Hal ini biasanya timbul pada kegiatan yang melibatkan lehih dari satu orang atau kelompok.
Perlu diketahui, kita akan selalu dihadapkan pada situasi di mana kita perlu mengambil keputusan secara tegas dan tidak reaktif dalam dunia bisnis. Daripada membiarkan saja teman-teman kita mengambil keputusan sepihak tanpa ada usaha apa-apa, atau langsung mengajak berkelahi karena mereka tidak mau menuruti apa kemauan kita, sekarang bisa dicoba dengan gali lebih dalam pandangan mereka dahulu.
Ingat, kita hebat kalau sanggup menyimak diskusi tanpa kobaran amarah di hati. Biarkan mereka selesai bicara, maka giliran kita menyuarakan pendapat sendiri tanpa nada tinggi. Kalau mereka ngeyel? Nggak usah khawatir, masih bisa voting kepada anggota lainnya untuk melihat keputusan siapa sekiranya paling cocok di mata mereka.
Kalau memang akhirnya kita tidak terpilih, terima saja dengan lapang dada dan beri kontribusi terbaik sebagai bagian dari kelompok. Apalagi ketika gagasan teman kita pun ternyata lebih praktis diterapkan. Nggak perlu gengsi atau merasa kalah, karena kekalahan sesungguhnya adalah saat kita emosi dan nggak bisa mengontrol diri sendiri.
Seringkali banyak pemilik perusahaan mengabaikan suara bawahan, padahal masukan mereka bisa saja menjadi batu loncatan bagi perusahaan. Oleh karena itu, ini juga salah satu poin yang perlu diperhatikan oleh kita, para calon entrepreneur.
Mulailah dari membangun fondasi kokoh
Kita memang selalu tergerak ingin memulai sesuatu, tapi mendambakan tugas berat langsung, padahal kemampuan sendiri masih diragukan. Suatu obsesi yang muncul dengan macam alasan. ibarat main Mobile Legends bareng ayang sehingga memaksa diri agar terlihat profesional dan dikagumi.
Mulai dari hal kecil itu kayak membangun fondasi kuat, sehingga sampai ke atas nanti ilmu tertata, fondasi cukup kokoh menampung semua. Sayang, kebanyakan dari kita merasa harga dirinya terlukai ketika disuruh berkutat dengan sesuatu yang simpel.
Nggak mudah menyerah dan konsisten harus ada dalam diri pengusaha, lho. Seenggaknya lakukan hal kecil dahulu baru lanjut perlahan biar nggak cepat menyerah. Inovatif boleh, tapi coba bereskan apa kekurangan kita pada pekerjaan yang sekarang.
Kadang di awal memulai, tingkat ke-PD-an kita itu tinggi banget, mau langsung loncat ke boss level saja. Mungkin untuk sekarang rasanya penuh energi dan rencana, tetapi kenyataannya bisa melelahkan di ujung. Jadi, seimbangkan saja.
Namun, serius, deh, ketika sadar beban kecil aja bikin keteteran, itu adalah saat akal sehat kita kembali. Mau semudah apa pun itu, sekecil apa pun itu, bakal selalu ada tantangan dan risiko tersendiri, apalagi kalau gede? Lantas, apakah dalih suka menantang diri dengan tugas berat di sini udah bisa kita patahkan?
Memilih usaha sesuai passion
Nggak sedikit pengusaha di luar sana bisa sukses berawal dari menuangkan hobi. Pernah kebayang gimana kalau passion kalian tidak hanya sekadar menghibur diri, tapi juga merupakan sumber pendapatan? Terasa seperti surga, ya. Sebenarnya, ini juga bisa mnejadi satu langkah tepat membuka suatu bisnis.
Daripada mengikuti orang, mengikuti passion jauh lebih baik. Karena saat kita menggeluti apa yang kita suka, kemungkinan sejumlah ide-ide tak terbayangkan muncul di kepala lebih tinggi karena kita terfokus pada kesenangan kita sendiri.
Contohnya kalau suka menjahit, kita bisa saja menjual pouch, tote bag, ikat rambut lucu, dan jahitan lainnya. Dimulai dari teman-teman, mereka menyebarkan kualitas dagangan kita, lalu perlahan-lahan nama kita semakin besar bergaung. Ini bisa dijadikan keping pengalaman berharga bagi kita ketika membuka bisnis sungguhan di masa depan.
Perlu diingat, memulai usaha baru juga perlu gejolak motivasi, salah satu cara memperoleh dorongan tersebut adalah bekerja sesuai minat dan bakat, sehingga kita dapat lebih enjoy mengembannya sebagai bagian dari keseharian kita. Nggak mendapat dukungan dari lingkungan sekitar? Jalani saja kalau sudah yakin bisa berkembang di bidang itu. Biarkan mereka mengubah cara pandang mereka sendiri.