SELALU ada aja alasan kita menghindari belajar, Penulis sendiri juga tak ingin mengelak statement ini. Di saat orang gila-gilaan mengejar IPK di luar sana, kita malah sibuk hang out, nge-date, atau nggak bergelung dalam selimut hangat. Padahal, jarak kasur sama meja belajar pun sebenarnya nggak jauh-jauh amat.
Ya, sebenarnya nggak ada salahnya hang out sesekali, daripada belajar terus malah bikin stres karena nggak pernah healing atau menghibur diri sendiri. Intinya, tuh, semuanya butuh keseimbangan. Masalahnya, kita malah kebablasan. Sampai akhirnya ujian sudah dekat, baru ketar-ketir berusaha mempelajari seluruh materi, terutama kalau dosennya nggak membolehkan kita membawa cheatsheet saat ujian.
Kejar Sesuatu yang Lebih Pasti
Kalau udah begitu, satu-satunya cara adalah kejar langsung kisi-kisinya. Nggak usah buka-buka materi lain lagi, terutama bagi maba. Memang ada kemungkinan dosen mengeluarkan soal di luar kisi-kisi, tapi setidaknya sekarang kisi-kisilah paling pasti. Kuasai dahulu. Kalau ada waktu, barulah pelajari materi lain yang sekiranya penting.
Dibantu Teman Kosan
Lebih bagus lagi kalau teman kosan kita udah mulai santuy ketika UTS udah deket, karena mereka bisa diminta bantuan mengajari kita. Walaupun beda prodi pun, hafalan kita pun boleh juga dibimbing mereka. Namun, kalau memang sama-sama pemuja deadline, ya udah, saling melengkapi saja kalau begitu, entah itu hitungan atau hafalan. Dia melatih yang tidak kita kuasai, lalu giliran kita melatihnya.
Sebenarnya juga nggak harus teman kosan, kalau memang kita ada teman yang bisa diajak belajar, boleh saja, tuh, ajak ketemuan di tempat mumpuni untuk belajar bareng. Ingat, ya, belajar bareng. Bukannya jalan-jalan sama ketawa-ketiwi.
Buang Semua Hal Tidak Berguna
Terutama kalau kita janjian belajarnya di kafe. Jangan sampai ada bisikan setan penggoda menghancurkan niat belajar kita. Buanglah handphone kalau tidak diperlukan untuk belajar; dorongan semangat untuk jalan-jalan, belanja, dan segala keinginan menyesatkan lainnya juga harus sirna. Jadi, kita bisa lebih fokus.
Menyesal pas melihat nilai jelek terpampang di situs kampus tidak ada gunanya. Jangan lupakan segepok uang orangtua ataupun hasil kerja keras kita hangus menguliahkan kita untuk kesia-siaan.
Perlu diingat, kalau sekarang kebiasaan buruk kita bermalasan belajar atau kebiasaan nggak menulis catatan masih belum bisa tersingkirkan sepenuhnya, seenggaknya selama dosen mengajar, perhatikan baik-baik seluruh penjelasannya. Biar tips di atas bisa bekerja lebih maksimal. Otak akan memutar memori saat kita menyimak dan menghubungkan ketidakpahaman kita sekarang, sehingga ilmu lebih mudah terserap.
Akan tetapi, jika bisa, jangan sampai panik terus, deh, tiap UTS ataupun pekerjaan apa pun itu. Kayak punya utang aja, dikejar-kejar terus. Memangnya kalian nggak suka ketenangan? Oleh sebab itu, ayo, terapkan kebiasaan yang baik!