SALAH satu persepsi orang terhadap mahasiswa rantau: harus hidup minimalis biar keuangannya nggak seret buat hal-hal lain, tapi sayangnya banyak banget mahasiswa nggak bisa mewujudkannya. Tapi di artikel kali ini, kita nggak menjurus ke judging pengeluaran sehari-hari, kok.
Pertanyaannya, pernah ngerasa semak nggak sama kos sendiri? Sampai terkadang udah malas tingkat dewa, nggak peduli akan kerapian lagi terus langsung main mengempaskan diri di atas tumpukan kekacauan?
Pengin kalian tahu aja, terkadang, ketidakpedulian itu bakal menjadi gumpalan yang makin lama membesar dan bikin kita nggak betah lagi sama kos sendiri. Padahal, jauh-jauh rantau biar dekat kampus, tempat yang menjadi rumah kita paling dekat, ya, kos doang.
Benahlah yang bisa dibenahi dahulu
Daripada dibiarkan begitu saja, bisa mulai dengan merapikan lemari pakaian sebagai langkah awal. Yang cinta berantakan, pasti selalu merasa lemari pakaiannya selalu kelihatan penuh, tapi bajunya nggak tahu mengapa itu-ituuu aja. Nah, jadi, coba rapikan dulu, deh, pakaian-pakaiannya kalau lagi senggang.
Anak kos biasanya Minggu nggak melalak ke mana-mana, jadi weekend itu waktu yang cocok banget bagi kita berbenah. Kita juga bisa sekaligus singkirkan apa pun yang nggak kepake lagi. Nanti bakal ketemu, tuh, baju-baju zaman prasejarah yang bagus, tapi nggak pernah dipakai ketutup puing-puing kapal pecah.
Kurangi ikatan sentimental
Setiap hal punya kenangan, tak terkecuali benda-benda sesederhana entah apa pun itu. Bisa jadi karena tersimpan banyak memori tak terlupakan. Akan tetapi, golongan barang tersebut seharusnya tidak dibawa ke kos kalau bisa. Memang nggak masalah kalau nggak terlalu memakan tempat, tapi kalau sudah mengganggu space sehingga kos lebih sempit, sebaiknya perlu dipikirkan kembali untuk mempertahankan mereka biar pikiran kita juga nggak lama-kelamaan jadi kusut.
Jika mau, cobalah sortir berdasarkan barang yang membawa kebahagiaan sampai sekarang. Kalau bikin sakit hati, mending jejalkan saja ke tong sampah.
Jual barang bekas
Adakah barang bekas tak berguna bagi kita, tapi berharga di mata orang lain? Contohnya baju dengan model trendy yang masih banyak disukai orang sampai sekarang, terutama bernilai tinggi. Ini bisa dicoba bagi mahasiswa kosan kalau dompetnya lagi kelaparan. Dengan menjual barang mahal tersebut di bawah harga beli, hal ini tetap memberi kita keuntungan karena kita pun tak memakainya lagi.
Daripada membiarkannya berdebu karena merasa sayang kalau dijual lebih murah, mending cepat-cepat jual saja. Selain dapat mengurangi barang-barang, kita juga punya uang tambahan sebagai tabungan untuk dipakai di kemudian hari.
Ingat, gaya hidup minimalis bukan berarti konsepnya sederhana juga. Kalau kita menerapkannya dengan baik, akan ada manfaat bagi kita saat seharian mengemban pekerjaan di luar dan berakhir di kos sendiri yang lapang. Tidak hanya kenyamanan, tapi kos menjadi terawat dan menjadi hiburan tersendiri bagi kita.