DINYATAKAN pada Laporan A Study of Engineering Education dari Charles Riborg, soft skill memegang peran sebesar 85% dan hard skill 15% saja dalam dunia kerja. Artinya, kita tetap berpotensi kesulitan diterima kerja meskipun nilai seluruh mapel terbilang bagus saat sekolah atau kuliah, karena soft skill tidak terukur dalam angka atau skor pada rapor.
Soft Skill
Soft skill terpatok pada emosi dan wawasan kita saat bersama orang lain, sehingga kemampuan ini cenderung berkutat dengan keterampilan bersosialisasi yang menjadi pelengkap hard skill kita. Berikut contoh soft skill yang dicetak tebal dan gambaran cara melatihnya melalui beberapa cantuman artikel.
Komunikasi
Seperti penjelasan di atas, soft skill dan sosialisasi saling berhubungan, jadi sudah pasti ada keterkaitan pada komunikasi. Pada soft skill satu ini, kita bisa mengasahnya dengan aktif mendengar, negosiasi, public speaking, storytelling, komunikasi nonverbal atau verbal, presentasi, dan lainnya yang tentunya akan menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Baca juga: Presentasimu Tersendat karena Demam Panggung? Ini 3 Tips Mengatasinya!
Berpikir Kritis
Menurut ahli, berpikir kritis adalah kegiatan menilik setiap aspek penting dalam memecahkan masalah. Ya, berpikir kritis sebenarnya juga berkaitan dengan penajaman problem solving, kreativitas, dan kerja sama. Dengan begitu, kita perlahan bisa menyadari kemampuan diri, khususnya saat menghadapi kendala.
Karena problem solving menjadi bagian dari berpikir kritis, kita tentu bakal meraih pengalaman sebagai bekal memperbaiki diri dan mampu mengatasi masalah serupa ke depannya nanti, termasuk beradaptasi pada lingkungan baru dengan pergerakan dinamis sehingga dapat memanajemen waktu, membuat keputusan tepat, dan sebagainya.
Baca juga: Berpikir Kritis Memengaruhi Kemajuan Diri Mahasiswa? Ketahui Faktanya di Sini!
Kepemimpinan
Kemampuan yang termasuk dalam soft skill ini adalah konsistensi, berorganisasi, optimisme, dan fleksibilitas. Ya, meski kita tidak bekerja di atas bawahan, kepemimpinan tetap perlu diterapkan pada semua orang. Salah satu alasannya adalah dunia kerja pun tak luput dari perselisihan, terutama saat hendak mencapai sebuah kesepakatan. Dari sini, karyawan juga dapat menjadi mediator atau penengah antara atasan dan rekan-rekannya.
Baca juga: Berikut Pengertian Soft Skill dan Hard Skill biar Nggak Tertukar di CV!
Hard Skill
Sederhananya, soft skill bisa dilihat melalui EQ (emotional quotient atau kecerdasan emosional) dan hard skill dari IQ (intelligence quotient atau kecerdasan intelektual). Para calon pekerja perlu mencantumkan kedua skill tersebut agar kualifikasinya dapat dilihat perekrut.
Apa ciri khas dari hard skill? Ya, ciri khasnya mudah dinilai dibandingkan soft skill. Hard skill sudah dapat dibuktikan dari ujian sertifikasi, mengikuti pelatihan, dan tes lainnya. Namun, satu profesi dan profesi lain tentu membutuhkan hard skill berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita cari tahu beberapa contohnya.
Analisis Data
Dengan memiliki kemampuan menganalisis, seseorang terbiasa menggali, menyaring, membuat keputusan dari macam data dan memunculkan solusi suatu masalah, sehingga kemampuan ini menjadi salah satu hard skill yang dianggap penting bagi perusahaan dalam hal pengembangan strategi.
Pembagian skill analisis data untuk dituliskan dalam CV: Research, Data Visualization, Data Management, Forecasting, dan sebagainya.
Desain dan Marketing
Pada zaman sekarang, pemasaran produk mulai merambah ke dunia maya alias online. Kita dapat menambah ketertarikan produk pada toko daring kita di mata pelanggan jika memiliki desain dan digital marketing mumpuni. Oleh sebab itu, hard skill dalam bidang inijuga banyak dicari perusahaan.
Pembagian skill desain dan marketing untuk dituliskan dalam CV: Social Media Marketing, Graphic Design, SEO, Copywriting, Adobe Photoshop, dan lain-lain.
Pengoperasian Komputer
Ya, jangan lupakan hard skill satu ini, terutama bila ingin memasuki bidang teknologi informasi. Bahkan, kalau bisa, kemampuan mengoperasikan komputer dibuktikan dalam bentuk sertifikat di CV, karena memiliki sertifikat saja, ruang persaingan masih luas dengan jutaan pencari kerja seperti kita di luar sana.
Pembagian skill pengoperasian komputer untuk dituliskan dalam CV: Microsoft, JavaScript, dan lain-lain.
Manajemen
Mungkin beberapa dari kita bingung mengapa manajemen juga termasuk hard skill selain soft skill. Akan tetapi, jangan salah, manajemen juga sebenarnya butuh hard skill agar pengerjaan tugas bisa efektif.
Pembagian skill manajemen untuk dituliskan dalam CV: Recruiting, Public Speaking, Project Management, Negosiasi, Logistik, Product Management dll.
Kemampuan Berbahasa Asing
Menguasai bahasa selain bahasa sendiri tentu dapat menjadi nilai tambah bagi kita, contohnya Bahasa Inggris yang dianggap salah satu kunci membuka gerbang pengetahuan di dunia maya. Nilai jual kita pun akan lebih bagus di mata perusahaan; binar karier cemerlang dan kehidupan menjadi lebih baik.
Baca juga: Belajar Bahasa Inggris Dijamin Jauh Lebih Seru dengan 5 Cara Efektif Ini!
Semoga bermanfaat!